Waspada Online
04 June 2009
KUALASIMPANG – Direktur Eksekutif Lembah Tari, Sayed Zainal. SH. MH, mendapatkan ancaman pembunuhan melalui jaringan telefon selular yang diterima Kepala BPN Aceh Timur, Musril Pane. Hal itu terungkap pada acara pertemuan penyelesaian sengketa lahan warga Desa Tanjung Binjai, Kec. Bendahara, Aceh Taiang bersama pihak Pemkab setempat dan BPN di Aula Kantor Bupati Aceh Tamiang, pada Senin (1/6) lalu.
“Saya menerima telefon dari salah seorang masyarakat Tamiang Hulu, yang saya sendiri tidak tahu siapa orangnya, mennanyakan kepada saya, “bagaimana kasus bapak tersebut, gampang urusannya itu, bapak sudah terlalu banyak membantu kami, atau kita selesaikan dan habisi saja Sayed Zainal itu” tiru ucapan penelefon tersebut oleh Kepala BPN tersebut, lantas saya menanyakan, kamu siapa, tetapi orang itu tidak mau menyebutkan namanya,” kata Musril.
Ditambahkan, “Lalu saya katakan padanya tidak usah, saya bisa selesaikan kasus ini secara baik-baik tidak harus dengan kekerasan,” sebutnya pada acara forum penyelesaian sengketa lahan Tanjung Binjai, bersama masyarakat yang juga hadir pihak Pemkab setempat, Petinggi dari jajaran Intel Polres Aceh Tamiang, tokoh masyarakat Tanjung Binjai.
Menurut Musril, dia ingin tetap menyelesaikan kasus itu secara musyawarah. Namun keburu dituding telah menerima suap dari pihak PT. Parasawita. “Kalau dituduh begini, seolah-olah saya sudah berpihak ke PT. Parasawita, sebenarnya saya tetap berada di tengah dan harus netral,” terangnya.
Terkait isu ancam bunuh yang diterima Kepala BPN Aceh Timur tersebut, Direktur Eksekutif LembAHtari, Sayed Zainal. SH. MH, melalui pernyataannya kepada Waspada, Selasa (2/6) di Markas Lembah Tari, Desa Bundar, Kec. Karang Baru, menyatakan tidak pernah takut atas segala tindak tanduk pelaku teror yang biasa saja dititipkan kepada pihak manapun.
“Yang saya perjuangkan ini hak rakyat kecil jadi siapa lagi yang mau peduli, ” pungkas Sayed.
(dat01/wsp)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar