Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Juli 2010

TERKAIT PENYELESAIAN KONFLIK TANAH WARGA KECEWA BPN TAK KOOPERATIF

LEUSOH | Syawaluddin

Terkait penyelesaian konflik lahan antara warga Desa Wonosari dengan perusahaan perkebunan, warga mengaku kecewa terhadap Badan Pertahanan Nasional (BPN) Aceh Tamiang karena tidak kooperatif, hadir untuk menyelesaikan permasalahan.


Camat Tamiang Hulu, Hidayat S Sos; Jumat (30/7) mengaku kecewa karena sudah bolak balik naik ke Gunung Titi Akar tapi tidak ada penyelesaian yang permanen. Kekecewaan itu beralasan karena BPN tidak hadir ke lokasi padahal semua unsur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, LSM Lembahtari, kelompok tani, camat, unsur Muspika Plus Tamiang Hulu, warga, kuasa hukum perusahaan hadir di lapangan, Kamis (29/7).


Kehadiran mereka bermaksud untuk menyelesaikan konflik lahan antara warga dengan PT Sinar Kaloy Perkasa Indo (SKPI). “Jika tidak ada kejelasaan penyelesaian konflik lahan warga akan turun ramai-ramai ke Karang baru,” ujar Ketua Kelompok Tani, Sunarno.


Kekecewaan yang sama juga di ungkapkan Direktur Lembahatari, Sayed Zainal M SH, menurutnya kesepakatan turun kelapangan berdasarkan hasil rapat antara warga diwakili Lembahatari, perusahaan dan Dinas Kehutanan beberapa waktu lalu. “Keputusan hadir kelapangan untuk menentukan titil lokasi perselisihan,” ujar Zainal.


Disamping penghentian aktivitas pembukaan lahan di Gunung Titi Akar karena kemiringan dan karakteristik Gunung Titi Akar merupakan kawasan konservasi daerah resapan air guna mencegah banjir di empat desa yang berada di kaki bukit dan penolakan penambahan areal seluas 20 hektare . “Kita juga minta bupati mencabut izin lokasi yang diterbitkan Bupati tahun 2010 serta rekomendasi bupati untuk izin perkebunan dari Gubenur pada Juni 2010 “ ujarnya


Akibat ketidak hadiran BPN pihak yang bersengketa tidak bisa menentukan titik lokasi yang di perselisihkan padahan penentuan tersebut sangat peting.


Kepala BPN Aceh Tamiang, Sabiluddin SH MH mengaku pihaknya sudah mengutuskan kasie pertanahan untuk hadir ke lokasi namun saat itu tidak di jemput, bahkan anak buhanya nunggu hingga sore hari “Saya sudah beritahu sama pihak kehutanan, karena saat itu saya rapat di DPRK Aceh Tamiang,” ujarnya dan menambahkan kondisi tersebut terjadi karena mis komunikasi. (***)

Tidak ada komentar:

SELAMATKAN HUTAN PESISIR DAN HULU ACEH TAMIANG
Advokasi,Lingkungan

ShoutMix chat widget